Hai..
Udah
lama gak nulis buat aku bingung mau memulai darimana. Terlalu banyak hal yang
ingin kubagi dengan kalian. Terlalu banyak kata yang berkecamuk di otakku saat
ini.
Satu
hal yang pasti, aku menyesal telah menjadi seperti sekarang. Aku menyesal telah
menjadi seorang yang selalu self-centered. Karena pada akhirnya, aku berakhir
dengan diriku sendiri. Aku selalu menyia-nyiakan mereka yang care padaku hingga
mereka menyerah dan berbalik arah, meninggalkanku.
Henny,
Mira, Sri, dan Yara. Keempat temanku yang sampai sekarang masih sudi menemuiku
dan masih sudi berbagi cerita denganku. Aku bersyukur pernah mengenal mereka.
Walau terkadang masih suka kusesali, “Mengapa dulu aku tak menerima tawaran
papa untuk sekolah di Smansa? NIMku tentu mencukupi, apalagi ditambah sogokan
BB (FYI, saat itu BB termasuk barang langka).” Mungkin itulah yang namanya
takdir karena kalau saja aku mengikuti keinginan papa, maka aku tidak akan
pernah mengenal mereka. Sahabat-sahabat hebatku.
Tidak
hanya mereka, ada seorang teman lagi yang sampai saat ini aku tidak bisa
mengerti jalan pikirannya. Lidya. Aku tidak pernah lagi bertemu dengannya sejak
pengumuman kelulusan kami setahun yang lalu dan di tahun yang sama pula, dia
diterima Akpol. Lidya, temanku sejak kelas satu SMA. Dia selalu ada di saat aku
butuh sandaran atau pegangan, tapi anehnya, dia selalu menghindar di saat aku
tidak butuh apa-apa selain hanya tawa dan canda. Dia menghilang bak ditelan
angin, itulah yang kurasakan.
Ingin
aku menceritakan mereka satu persatu. Mulai dari Sri, korban pertamaku, dia
orang yang mau tidak mau menjadi teman sebangkuku saat kelas satu SMA. Dia
adalah orang yang selalu kujadikan tempat sampah saat aku butuh teman cerita.
Hingga banyak konflik yang terjadi, dia adalah orang yang selalu berpikiran
positif dan bersifat netral. Memiliki kecerdasan di atas rata-rata (menurutku),
berperawakan tinggi dan berkulit putih (menurutku lagi hehe), dia hampir selalu
ada di saat aku membutuhkannya. Ada satu kisah yang sampai saat ini membuatku
segan padanya. It’s about a guy. No more comment for this statement!
Henny,
dia sosok manipulatif menurutku. Terlihat tangguh, tapi sebenarnya lembut. Dia
cengeng dan mudah tersentuh. Buktinya, nonton drama korea suka nangis kok (:p)
Akan tetapi, dia bisa benar-benar berubah menjadi wonder woman di saat-saat
tertentu. Paling peka sama yang namanya perasaan. Dia juga humble, paling
sensitif kalau disinggung masalah berat badan (Hey, me too, darl. I gained a
lot of weight these days, too -___-), dan yang terakhir, dia paling suka
ditraktir (hehe).
Mira
(Hey, I love this girl, really). Dia korban keduaku. Kami dihadapkan pada
kejadian yang sama, yaitu terpisah dari rombongan sepuluh-sembilan. Akan
tetapi, takdir mempertemukan kami dengan teman-teman yang lain di ipa enam. Kelompok
kami bersatu lagi berkat kegigihan Henny cs dalam merayu Sumarni untuk
melepaskan posisinya di ipa enam agar aku bisa masuk dan menggantikan
posisinya. Sampai saat ini, Mira masih mem-bias-kan Siwon dan SuJu (Ultimate
bias and fandom, I think. But, actually, I’m the one who make this girl like
this. Someday, without any purposed, I showed her “No Other” MV of SuJu. And,
Blank! She’s loving them just like that. She’s spellbound with Siwon’s smile.
At last, she’s always talking about SuJu for a whole time our life as a student
high school). Sekarang dia sudah menjadi seorang calon dokter. Aku harus terus
menjaga komunikasi dengannya, bukan tidak mungkin aku akan berobat gratis
dengannya (hehehe *evil smile).
Yara.
Hem, dia sudah susah untuk ditemui karena sedang sibuk dengan berbagai tes
Akpol. Dia mencoba lagi tahun ini setelah gagal tahun lalu. Dia benar-benar
pekerja keras dan optimis. Sebenarnya, dia setahun lebih muda dari kami, itu
sebabnya dia memanggil kami dengan, “Mbak,” dan bukan, “Mbek,” (Okay, stop
this! That’s not funny!). Dia sosok tangguh lainnya, bahkan dia adalah sosok
tangguh yang sebenarnya. Dia selalu memegang peran ‘bodyguard’ (hehe). Mungkin
karena perawakannya yang tinggi dan dia juga mengikuti ekstrakurikuler Tarung Derajat.
Walau dia tomboy, tapi banyak juga yang pernah menaruh hati padanya. Aku tahu
beberapa orang yang pernah suka padanya (:p), tapi tidak akan aku jabarin di
sini. Takut melukai pihak-pihak tertentu.
At
last, Lidya. I miss her so much! She’s my moodbuster! She can be my guard, my
friend, my mother, my sister, everything. She can play everything roles! Henny
pernah bilang kalau Lidya sekarang ganteng (hehehe). Pulang Lidya! Pulang
sebelum aku balik ke Bogor, please. Udah kangen banget, tapi tolong jangan
tertawa saat kita bertemu nanti. Aku tahu aku makin gendut, tapi tolong jangan
ditertawakan -___-
![]() |
Dari kiri ke kanan: Lidya - Sri - Yola - Henny - Yara - Mira - Rani - Mala |
That’s
all about my incredible friends. I doubt that I could find another people like
those. They’re a miracle for me :) Thanks for
being my friends for 4 years and I hope we could be friends forever, guys :)
I LOVE YOU! ICH LIEBE DICH! ^^