Awal
tahun 2016, tepatnya bulan 3 saat melakukan survey lapang di Cianjur aku demam.
Teman-teman sebimbingan yang juga ikut akhirnya sibuk mengurusi aku yang sakit.
Saat pulang kembali ke Bogor, kami menumpang mobil Pak Aceng. Sebelum diantar
ke kosan masing-masing, aku sempat ke klinik dan diberi beberapa obat seperti
obat penurun demam dan maag. Seharusnya setelah turun lapang tersebut, kami
sudah bisa memastikan topik penelitian dan merampungkan proposal penelitian. Akan
tetapi, kondisiku tidak membaik sama sekali. Demamku naik-turun, maagku makin
parah. Aku kembali berobat ditemani Bunga di RS sekalian mengecek darah karena
sudah 5 hari demamnya tidak turun-turun. Ternyata jumlah trombositku sudah di
bawah minimal jumlah trombosit tubuh. Dokter menyarankan agar aku segera
diopname, namun aku memutuskan untuk tidak dirawat inap malam itu dan menunggu
mama.
Setelah
sembuh dari DBD, akhirnya aku turun lapang dan mulai melakukan penelitian di
Waduk Jatiluhur. Dengan hanya bermodal satu nomor handphone Ibu Catharina, Kepala UPTD Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Purwakarta. Dari situ aku bertemu Pak Warisno, bapak yang sangat
berjasa dalam rampungnya skripsiku. Aku menumpang rumah, perahu, dan mobil
beliau selama penelitian. Tanpa beliau mungkin skripsiku entah kapan selesainya
*sobbing* *bowing 90º*
Setiap
harinya aku turun ke waduk dari jam 9 pagi dan selesai jam 3 sore karena
menghindari tingginya ombak akibat cuaca buruk. Pak Warisno yang menemaniku
turun ke waduk sebelumnya melatih anak-anak rowing
Purwakarta. Bayangkan betapa lelahnya bapak setelah selesai melatih langsung
turun lagi ke waduk menemaniku bahkan menjadi translatorku T__T Selain
bolak-balik waduk, aku juga bolak-balik ke Dinas dan Perum Jasa Tirta II.
Alhamdulillah di Perum Jasa Tirta II ada Kakak dan Abang yang selalu menemaniku
dan mengantarku bolak-balik dengan mobil *aku lupa nama mereka siapa -__-*
*tapi tetap terima kasih kakak dan abang*
Diantara
waktuku di lapang ada saat dimana aku sakit lagi, karena selama di lapang tiada
hari tanpa nangis. Saat mulai demam akhirnya aku memutuskan kembali ke Bogor
beberapa hari untuk memulihkan semangat dan kesehatanku lagi. Di Bogor aku main
bareng Upeh, karena cuma doi yang udah selesai penelitian diantara teman-teman
lainnya. Puas-puasin makan ayam dan daging karena di sana lebih banyak ikan dan
sayuran.
Setelah
kembali ke waduk, aku lebih gencar mengambil data agar segera selesai karena
Pak Warisno mulai sibuk dengan pelatihan rowingnya. Beliau juga sedang sibuk
karena mengejar PON Jabar. Bahkan aku sempat diajak bapak ke *lupa nama
sungainya -__-* di Waduk Saguling untuk melihat anak-anak Purwakarta sedang
berlatih rowing. Gils, keren banget ;) Aku yang hanya jalan di atas jembatan saja
udah pegangan erat-erat itu aliran sungainya dahsyat banget. Di saat-saat itu
berasa jadi anak kelima Bapak hahaha ditraktir bakso, ditemenin kamar mandi dan
solat sama Ibu.
Saat
semua data sudah rampung aku pamit pulang kembali ke Bogor, saat berpamitan
mata Ibu terlihat berkaca-kaca :”) Aku pamit pulang pukul 6 pagi karena Bus
Kramat Jati adanya jam setengah 8 pagi, 11 siang, dan 3 sore dari Purwakarta ke
Bogor. Ternyata aku kepagian sampai di terminal. Bahkan saat sampai di Terminal,
mas-mas kondekturnya masih bersihin busnya dan aku diajakin ikut sarapan
-_____- Lebih baik kepagian daripada harus nyambung-nyambung bus ke Terminal
Pasar *lupa lagi namanya apa* *masih muda udah pikun* soalnya pernah nyambung
bus 2 kali dan itu lelah banget -___-