![]() |
Source: kfk.kompas.com |
Angin. Kali ini kau berhasil menyita pikiranku. Kau juga
memenuhi seluruh benakku. Apakah kau hendak mencuri perhatianku dari hujan?
Tegakah kau?
Angin. Berkatmu semuanya bahagia. Tanpamu semuanya
menderita.
Aku tahu kau adalah sesuatu yang berhati lembut.
Takkan tega kau membuat para pecintamu bersedih hati. Aku tau kau pasti akan
selalu ada di sini. Membisikkan namanya lembut di telingaku. Menyampaikan pesan
cintaku padanya. Membelai wajahku dan wajahnya lembut. Memberikan sedikit
kedamaian saat mentari tak mengerti bahwa hati dan pikiran ini sudah cukup
panas.
Angin. Bersediakah kau berada di sini sepanjang
waktu? Menemaniku dalam kesendirian yang tak kunjung mereda.
Atau kau ingin tetap di sana, menari-nari bersama
dedaunan hijau?
Angin. Aku hanya inginkanmu. Untuk saat ini, temani
aku. Hujan sudah dua hari belum datang. Aku tersiksa dan takut.
Mungkinkah hujan sudah menemukan belahan jiwanya
yang baru sehingga dia melupakan dan meninggalkanku sendirian? Tidak! Itu tidak
mungkin.
Angin. Tolong aku. Sampaikan pesan rinduku padanya.
Titipkan salam cintaku untuknya. Aku akan tetap menunggunya di sini. Mungkin
aku dan dia bertemu di waktu yang salah. Tak apa. Aku akan menunggu hingga
waktu yang tepat itu datang.
Angin. Bolehkah aku juga menitipkan rinduku padamu?
Maaf karena aku tak menyadari kehadiranmu lebih cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar