Rabu, 23 Desember 2015

Friends are people who we need in life for sure



Tak jarang aku iri dengan mereka yang “benar-benar” memiliki teman. Teman yang selalu ada di saat dibutuhkan, selalu siap ngulurin tangan ketika diperlukan, selalu ikhlas ngelontarin lelucon cuma untuk buat hari kita gak buruk, selalu mau bahunya jadi senderan dan telinganya jadi “tempat sampah”, selalu bisa ngeluarin kata-kata penyemangat untuk balikin semangat kita lagi, dan selalu jadi pengingat di saat sikap dan kata kita keterlaluan. Aku yakin “teman” seperti itu ada. Ada namun sulit untuk ditemukan, itu pasti.

Tapi entah kenapa orang lain mudah saja menemukan sosok seperti ini. Entah jampi atau kebaikan apa yang telah dia lakukan sehingga mampu menemukan sosok yang untuk menemukannya sesulit mencari jodoh. Mungkin benar dengan pribahasa, kalau mau diperlakukan baik maka berbuat baiklah. Selama ini aku seperti memasang topeng pada semua orang karena sejujurnya aku sendiri pun tidak tahu seperti apa sifat dan watakku yang sebenarnya. Kekanakan? Jutek? Lemah lembut? Cuek? Semuanya ada. Kadang mood kekanakanku keluar bersamaan dengan sifat jutekku, yang di mana kedua hal ini merupakan dua kutub yang saling berlawanan. Aku yakin orang-orang memandangku aneh. Aku sendiri juga merasa aneh.

Aku bahagia dengan mereka yang telah menemukan teman yang benar-benar layak disebut teman. Aku hanya berharap semoga aku segera dipertemukan dengannya. Teman yang benar-benar ada bukan hanya di saat dia butuh. Teman yang benar-benar berbuat baik tanpa berharap balas budi.

            Walau begitu aku merasa aku telah menemukan satu dari sekian banyak teman yang ada. Meskipun kadang dia sangat menyebalkan namun kuyakin aku pasti jauh lebih menyebalkan. Teman yang di saat aku badmood justru malah terus mengajakku mengobrol, di saat teman-teman yang lain justru berbalik meninggalkanku, tapi dia malah berjalan mendekat. Teman yang tidak ragu meminta maaf, mengajak ngobrol duluan ketika salah. Mengajarkanku bahwa jangan tahan gengsi hanya demi harga diri. Sayangnya aku tidak tahu apa aku adalah “teman” baginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar