Kamis, 21 Mei 2015

Bagiku, Dia adalah Hujan



Hujan kerap menggodaku dengan beribu cara tak terduga yang mampu membuat degup jantungku berdetak kencang. Di sisi lain dia mampu pula untuk membuatku merasa diriku terlalu payah karena gagal menaklukkannya. Terlalu banyak persepsi dan dugaan yang bersemayam di pikiranku dan mereka tentangnya. Tidak ada yang tahu pasti apa yang ada dalam pikirannya, bagaimana kinerja otaknya bekerja, karena semuanya misteri.
Terkadang dia bertingkah konyol yang mampu membuat siapa saja tertawa, namun terkadang pula dia bertingkah sangat menyebalkan yang mampu membuat siapa saja geram dan emosi, namun itulah hujan. Satu saat dia mampu membuat orang-orang tertawa karena air dinginnya jatuh membasuh muka bumi yang telah gosong dibakar matahari, namun satu saat pula dia mampu membuat orang-orang kesal karena air dinginnya membuat basah baju yang telah kering dijemur matahari.
Bagiku dirinya seperti hujan, yang selalu mampu membuatku tersenyum walau harus basah karenanya.

Rabu, 06 Mei 2015

Ajari Tanah Kering, Wahai Hujan



                Hujan tidak pernah salah, Tuhanlah yang menghendaki semuanya hingga rintiknya jatuh membasahi setiap lapisan di bumi. Hujan tidak pernah salah, Tuhanlah yang menggariskan bahwa si tanah kering akan tetap kering hingga hujan diturunkan di atasnya untuk kemudian membasahi setiap jaringan komponen yang terkadung di dalam tanah, memberi kesuburan dan kelembaban yang baik agar tumbuhan dan hewan yang bergantung padanya dapat hidup. Ya, si tanah kering sangat bergantung kepada hujan. Tanah kering tidak akan berguna tanpa adanya kehadiran hujan, namun sadarkah hujan akan hal itu? Tahukah hujan bahwa dirinya sangat berarti bagi seseorang?

                Tanpa disadari hujan, sikapnya kerap menyiksa si tanah kering. Di satu sisi hujan kerap menggoda si tanah kering, namun di sisi lain dia memperlakukan si tanah kering seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

                Ajari si tanah kering untuk menjaga hatinya agar tidak terjatuh. Ajari si tanah kering untuk bersikap terhadap setiap kata-kata dan perlakuan manis dari si hujan. Ajari si tanah kering!!

Minggu, 03 Mei 2015

Hujan Kembali Menyapa



                Antara percaya dan tidak percaya, apakah hujan hanya menganggap semua ini hanya sebuah permainan? Apakah bagi hujan dengan mempermainkan si tanah kering akan membuatnya bahagia? Lantas apa maksud dari semua ini?
                Hujan kembali mendatangi si tanah kering, bahkan dengan membabi buta. Hujan terus menerus membasahi luka hati si tanah kering hingga hampir sembuh betul lukanya walau si tanah kering tetap bersikeras untuk menutup hatinya untuk si hujan, mengingat hujan pernah meninggalkannya dahulu.
                Hujan kembali memberikan sebuah pengharapan indah bagi si tanah kering yang sudah lama sendiri hingga kebas hatinya bahkan lupa bagaimana caranya mencintai. Hujan kembali membisikkan arti dari kata sakral itu, cinta.
Walau sampai detik ini pun, hujan sendiri masih meragu akan hatinya terhadap si tanah kering. Hujan berpikir bahwa si tanah kering cukup lucu bagi dirinya, cukup meyakinkan bagi dirinya namun tanah kering masih belum memenuhi kriteria sempurna bagi hujan.
                Namun andai semua ini hanya mimpi, pantaskah hujan memperlakukan si tanah kering sesuka hatinya seperti sekarang? Walau ini hanya sekedar mimpi, namun hujan tidak boleh melakukannya karena hati si tanah kering terlalu sering terluka. Apakah tidak ada pengampunan bagi si tanah kering?