Antara
percaya dan tidak percaya, apakah hujan hanya menganggap semua ini hanya sebuah
permainan? Apakah bagi hujan dengan mempermainkan si tanah kering akan
membuatnya bahagia? Lantas apa maksud dari semua ini?
Hujan
kembali mendatangi si tanah kering, bahkan dengan membabi buta. Hujan terus
menerus membasahi luka hati si tanah kering hingga hampir sembuh betul lukanya walau
si tanah kering tetap bersikeras untuk menutup hatinya untuk si hujan,
mengingat hujan pernah meninggalkannya dahulu.
Hujan
kembali memberikan sebuah pengharapan indah bagi si tanah kering yang sudah
lama sendiri hingga kebas hatinya bahkan lupa bagaimana caranya mencintai. Hujan kembali membisikkan arti dari kata sakral
itu, cinta.
Walau sampai detik ini pun, hujan sendiri
masih meragu akan hatinya terhadap si tanah kering. Hujan berpikir bahwa si
tanah kering cukup lucu bagi dirinya, cukup meyakinkan bagi dirinya namun tanah
kering masih belum memenuhi kriteria sempurna bagi hujan.
Namun
andai semua ini hanya mimpi, pantaskah hujan memperlakukan si tanah kering
sesuka hatinya seperti sekarang? Walau ini hanya sekedar mimpi, namun hujan
tidak boleh melakukannya karena hati si tanah kering terlalu sering terluka.
Apakah tidak ada pengampunan bagi si tanah kering?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar