Sabtu, 10 Desember 2016

[Part2] Penelitian di Waduk Jatiluhur

Awal tahun 2016, tepatnya bulan 3 saat melakukan survey lapang di Cianjur aku demam. Teman-teman sebimbingan yang juga ikut akhirnya sibuk mengurusi aku yang sakit. Saat pulang kembali ke Bogor, kami menumpang mobil Pak Aceng. Sebelum diantar ke kosan masing-masing, aku sempat ke klinik dan diberi beberapa obat seperti obat penurun demam dan maag. Seharusnya setelah turun lapang tersebut, kami sudah bisa memastikan topik penelitian dan merampungkan proposal penelitian. Akan tetapi, kondisiku tidak membaik sama sekali. Demamku naik-turun, maagku makin parah. Aku kembali berobat ditemani Bunga di RS sekalian mengecek darah karena sudah 5 hari demamnya tidak turun-turun. Ternyata jumlah trombositku sudah di bawah minimal jumlah trombosit tubuh. Dokter menyarankan agar aku segera diopname, namun aku memutuskan untuk tidak dirawat inap malam itu dan menunggu mama.

Setelah sembuh dari DBD, akhirnya aku turun lapang dan mulai melakukan penelitian di Waduk Jatiluhur. Dengan hanya bermodal satu nomor handphone Ibu Catharina, Kepala UPTD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta. Dari situ aku bertemu Pak Warisno, bapak yang sangat berjasa dalam rampungnya skripsiku. Aku menumpang rumah, perahu, dan mobil beliau selama penelitian. Tanpa beliau mungkin skripsiku entah kapan selesainya *sobbing* *bowing 90ยบ*

Setiap harinya aku turun ke waduk dari jam 9 pagi dan selesai jam 3 sore karena menghindari tingginya ombak akibat cuaca buruk. Pak Warisno yang menemaniku turun ke waduk sebelumnya melatih anak-anak rowing Purwakarta. Bayangkan betapa lelahnya bapak setelah selesai melatih langsung turun lagi ke waduk menemaniku bahkan menjadi translatorku T__T Selain bolak-balik waduk, aku juga bolak-balik ke Dinas dan Perum Jasa Tirta II. Alhamdulillah di Perum Jasa Tirta II ada Kakak dan Abang yang selalu menemaniku dan mengantarku bolak-balik dengan mobil *aku lupa nama mereka siapa -__-* *tapi tetap terima kasih kakak dan abang*

Diantara waktuku di lapang ada saat dimana aku sakit lagi, karena selama di lapang tiada hari tanpa nangis. Saat mulai demam akhirnya aku memutuskan kembali ke Bogor beberapa hari untuk memulihkan semangat dan kesehatanku lagi. Di Bogor aku main bareng Upeh, karena cuma doi yang udah selesai penelitian diantara teman-teman lainnya. Puas-puasin makan ayam dan daging karena di sana lebih banyak ikan dan sayuran.

Setelah kembali ke waduk, aku lebih gencar mengambil data agar segera selesai karena Pak Warisno mulai sibuk dengan pelatihan rowingnya. Beliau juga sedang sibuk karena mengejar PON Jabar. Bahkan aku sempat diajak bapak ke *lupa nama sungainya -__-* di Waduk Saguling untuk melihat anak-anak Purwakarta sedang berlatih rowing. Gils, keren banget ;) Aku yang hanya jalan di atas jembatan saja udah pegangan erat-erat itu aliran sungainya dahsyat banget. Di saat-saat itu berasa jadi anak kelima Bapak hahaha ditraktir bakso, ditemenin kamar mandi dan solat sama Ibu.

Saat semua data sudah rampung aku pamit pulang kembali ke Bogor, saat berpamitan mata Ibu terlihat berkaca-kaca :”) Aku pamit pulang pukul 6 pagi karena Bus Kramat Jati adanya jam setengah 8 pagi, 11 siang, dan 3 sore dari Purwakarta ke Bogor. Ternyata aku kepagian sampai di terminal. Bahkan saat sampai di Terminal, mas-mas kondekturnya masih bersihin busnya dan aku diajakin ikut sarapan -_____- Lebih baik kepagian daripada harus nyambung-nyambung bus ke Terminal Pasar *lupa lagi namanya apa* *masih muda udah pikun* soalnya pernah nyambung bus 2 kali dan itu lelah banget -___-


[PART1] Pembagian Dosen Pembimbing dan Topik Skripsi

            Kali ini mau cerita tentang perjalanan 8 semesterku yang telah berakhir beberapa hari lalu. Yeay, finally i’m a bachelor of Economy! Thanks to Allah SWT, my one and only God! Papa dan Mama yang selalu memenuhi kebutuhanku dalam segala hal. Kak sari yang selalu siap sedia dengerin keluh-kesahku.

            Berawal dari semester 7, pertengahan tahun 2015, angkatan kami (49) melakukan pembagian dosen pembimbing skripsi (dosen PS). Kita dapat memilih dosen mana yang ingin kita jadikan sebagai dosen PS dan topik skripsi yang ingin kita lakukan. Departemenku Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) sebenarnya terbagi atas 3 topik besar, yaitu Ekonomi Sumberdaya (Ekosum), Ekonomi Lingkungan (Ekoling), dan Ekonomi Pertanian (Ekoper). Dari ketiga topik besar itu terbagi lagi atas topik-topik kecil lainnya, seperti ada Ekonomi Kelembagaan (Ekolem) yang termasuk ke dalam Ekosum. Saat itu aku berpikir bahwa aku harus menghindari Ekosum karena nilai mata kuliahku cukup buruk di Ekosum, namun nilai Ekolemku sangat memuaskan. Akhirnya aku memilih Ekolem sebagai topik skripsiku dan memilih Bapak Aceng (Kepala Departemen) sebagai pembimbing skripsi 1.

Beberapa waktu kemudian, diumumkan pembagian dosen PS. Sesuai dengan pilihan pertamaku, aku menjadi mahasiswi bimbingan Bapak. Kami terdiri dari 6 orang dan semuanya adalah perempuan. Aku, Hana, Sylvi, Zukhruf, Ica, dan Rere. Pada saat itu, aku dan teman-teman lainnya masih sangat malas untuk bimbingan dan belum menentukan topik pasti yang ingin kami lakukan. Akhirnya, kami memutuskan untuk tidak bertemu bapak pada semester 7, bahkan proposal penelitianpun belum ditulis. Pada akhir semester 7, kami menemui bapak dan dimarahi habis-habisan *crying out loud* *NIGHTMARE*

Setelah kejadian “mengerikan” itu kami langsung memutuskan topik penelitian yang akhirnya diambil dari proyek / kegiatan / penelitian yang sedang bapak lakukan. Awalnya aku berniat melakukan penelitian di Medan, mengenai kelapa sawit, tapi bapak menolak karena lokasi yang jauh dan aku belum melakukan survey lapang. Akhirnya, aku ditempatkan di Waduk Jatiluhur membahas mengenai Keramba Jaring Apung (KJA). Sedihnya, hanya aku sendiri yang ditempatkan di Waduk Jatiluhur; Zukhruf, Ica, dan Rere di Waduk Cirata, Hana di kampus dengan mempertimbangkan lokasi rumahnya yang juga berada di sekitar kampus, dan Sylvi yang sempat ganti judul Skripsi menjadi Emisi Pajak yang berlokasi di Bogor Kota.

*