Minggu, 07 Juli 2013

Incredible Friends



          Hai..

       Udah lama gak nulis buat aku bingung mau memulai darimana. Terlalu banyak hal yang ingin kubagi dengan kalian. Terlalu banyak kata yang berkecamuk di otakku saat ini.

          Satu hal yang pasti, aku menyesal telah menjadi seperti sekarang. Aku menyesal telah menjadi seorang yang selalu self-centered. Karena pada akhirnya, aku berakhir dengan diriku sendiri. Aku selalu menyia-nyiakan mereka yang care padaku hingga mereka menyerah dan berbalik arah, meninggalkanku.

         Henny, Mira, Sri, dan Yara. Keempat temanku yang sampai sekarang masih sudi menemuiku dan masih sudi berbagi cerita denganku. Aku bersyukur pernah mengenal mereka. Walau terkadang masih suka kusesali, “Mengapa dulu aku tak menerima tawaran papa untuk sekolah di Smansa? NIMku tentu mencukupi, apalagi ditambah sogokan BB (FYI, saat itu BB termasuk barang langka).” Mungkin itulah yang namanya takdir karena kalau saja aku mengikuti keinginan papa, maka aku tidak akan pernah mengenal mereka. Sahabat-sahabat hebatku.

         Tidak hanya mereka, ada seorang teman lagi yang sampai saat ini aku tidak bisa mengerti jalan pikirannya. Lidya. Aku tidak pernah lagi bertemu dengannya sejak pengumuman kelulusan kami setahun yang lalu dan di tahun yang sama pula, dia diterima Akpol. Lidya, temanku sejak kelas satu SMA. Dia selalu ada di saat aku butuh sandaran atau pegangan, tapi anehnya, dia selalu menghindar di saat aku tidak butuh apa-apa selain hanya tawa dan canda. Dia menghilang bak ditelan angin, itulah yang kurasakan.

            Ingin aku menceritakan mereka satu persatu. Mulai dari Sri, korban pertamaku, dia orang yang mau tidak mau menjadi teman sebangkuku saat kelas satu SMA. Dia adalah orang yang selalu kujadikan tempat sampah saat aku butuh teman cerita. Hingga banyak konflik yang terjadi, dia adalah orang yang selalu berpikiran positif dan bersifat netral. Memiliki kecerdasan di atas rata-rata (menurutku), berperawakan tinggi dan berkulit putih (menurutku lagi hehe), dia hampir selalu ada di saat aku membutuhkannya. Ada satu kisah yang sampai saat ini membuatku segan padanya. It’s about a guy. No more comment for this statement!

            Henny, dia sosok manipulatif menurutku. Terlihat tangguh, tapi sebenarnya lembut. Dia cengeng dan mudah tersentuh. Buktinya, nonton drama korea suka nangis kok (:p) Akan tetapi, dia bisa benar-benar berubah menjadi wonder woman di saat-saat tertentu. Paling peka sama yang namanya perasaan. Dia juga humble, paling sensitif kalau disinggung masalah berat badan (Hey, me too, darl. I gained a lot of weight these days, too -___-), dan yang terakhir, dia paling suka ditraktir (hehe).

Henny


            Mira (Hey, I love this girl, really). Dia korban keduaku. Kami dihadapkan pada kejadian yang sama, yaitu terpisah dari rombongan sepuluh-sembilan. Akan tetapi, takdir mempertemukan kami dengan teman-teman yang lain di ipa enam. Kelompok kami bersatu lagi berkat kegigihan Henny cs dalam merayu Sumarni untuk melepaskan posisinya di ipa enam agar aku bisa masuk dan menggantikan posisinya. Sampai saat ini, Mira masih mem-bias-kan Siwon dan SuJu (Ultimate bias and fandom, I think. But, actually, I’m the one who make this girl like this. Someday, without any purposed, I showed her “No Other” MV of SuJu. And, Blank! She’s loving them just like that. She’s spellbound with Siwon’s smile. At last, she’s always talking about SuJu for a whole time our life as a student high school). Sekarang dia sudah menjadi seorang calon dokter. Aku harus terus menjaga komunikasi dengannya, bukan tidak mungkin aku akan berobat gratis dengannya (hehehe *evil smile).

Mala (kiri) - Mira (kanan)

            Yara. Hem, dia sudah susah untuk ditemui karena sedang sibuk dengan berbagai tes Akpol. Dia mencoba lagi tahun ini setelah gagal tahun lalu. Dia benar-benar pekerja keras dan optimis. Sebenarnya, dia setahun lebih muda dari kami, itu sebabnya dia memanggil kami dengan, “Mbak,” dan bukan, “Mbek,” (Okay, stop this! That’s not funny!). Dia sosok tangguh lainnya, bahkan dia adalah sosok tangguh yang sebenarnya. Dia selalu memegang peran ‘bodyguard’ (hehe). Mungkin karena perawakannya yang tinggi dan dia juga mengikuti ekstrakurikuler Tarung Derajat. Walau dia tomboy, tapi banyak juga yang pernah menaruh hati padanya. Aku tahu beberapa orang yang pernah suka padanya (:p), tapi tidak akan aku jabarin di sini. Takut melukai pihak-pihak tertentu.

Yara

            At last, Lidya. I miss her so much! She’s my moodbuster! She can be my guard, my friend, my mother, my sister, everything. She can play everything roles! Henny pernah bilang kalau Lidya sekarang ganteng (hehehe). Pulang Lidya! Pulang sebelum aku balik ke Bogor, please. Udah kangen banget, tapi tolong jangan tertawa saat kita bertemu nanti. Aku tahu aku makin gendut, tapi tolong jangan ditertawakan -___-
  
Dari kiri ke kanan: Lidya - Sri - Yola - Henny - Yara - Mira - Rani - Mala


            That’s all about my incredible friends. I doubt that I could find another people like those. They’re a miracle for me :) Thanks for being my friends for 4 years and I hope we could be friends forever, guys :) I LOVE YOU! ICH LIEBE DICH! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar