Senin, 26 Agustus 2013

Peluang Pengembangan Ekonomi Hijau di Kota Medan

commons.wikimedia.org


Keadaan lingkungan di Kota Medan saat ini cukup memprihatinkan. Sudah sulit menemukan pepohonan di tengah kota. Bahkan di beberapa tempat yang dulunya masih ditumbuhi oleh pepohonan sekarang sudah hampir musnah digantikan oleh pembangunan perumahan, perkantoran, dan caffe shop.
 
Apalagi saat ini sedang ada pembangunan jembatan layang di daerah Simpang Pos. Hal ini menyebabkan abu dan asap kendaraan mengganggu penglihatan dan pernapasan para pengguna jalan. Ukuran jalan yang dapat digunakan juga berkurang akibat beberapa tempat di jalan tersebut digunakan untuk meletakkan beberapa bahan bangunan.

Ada satu hal yang sedikit mengganggu perihal pepohonan di Kota Medan, yaitu pohon-pohon yang ada di Kota Medan dicat dengan warna hitam-putih dan dipaku dengan berbagai brosur iklan atau kampanye. Bukankah itu dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pohon tersebut?

Rumah-rumah di Kota Medan juga sudah sedikit yang menanam pohon di pekarangan rumahnya. Padahal jika setiap rumah minimal menanam satu pohon maka udara di Kota Medan bisa sedikit lebih dingin. Ya, saat ini suhu udara di Kota Medan sangat panas. Hal ini disebabkan oleh polusi udara yang semakin parah dan jumlah pohon yang semakin sedikit.

Solusi untuk mengatasi beberapa hal di atas adalah dengan membangun taman kota yang berfungsi sebagai paru-paru kota, layaknya Kebun Raya Bogor di Kota Bogor. Serta mengurangi jumlah kendaraan pribadi, menanam minimal satu pohon di setiap rumah, membuang sampah pada tempatnya, dan tetap menjaga lingkungan di mana pun kita berada.

Kesimpulannya, peluang pengembangan ekonomi hijau di Kota Medan sangat besar. Tergantung dari bagaimana cara para pemimpin Kota Medan dalam mengembangkan peluang tersebut. Seperti yang saya sebut di atas, bisa dengan membangun taman kota atau memberlakukan aturan menanam minimal satu pohon di setiap rumah. Serta mengurangi pembangunan perumahan dan perkantoran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar