Aku
hanya mampu memerhatikannya dari kejauhan, napasku memburu, sesak kurasakan di
hati. Apa yang membuatnya setega itu padaku? Sesuka hatinya memasuki duniaku
dan sesuka hatinya pula pergi dari sisiku. Seperti itu terus, berulang-ulang
selama hampir 3 tahun.
Aku
tahu aku bodoh jika masih mengharapkannya, lagipula mengharapkan apa? Bahagia
bersamanya? Omong kosong! Dia tak akan pernah bisa kugapai, seperti pungguk
merindukan bulan oi.
Mengharapkan kebahagiaannya bersama orang lain
pun itu hal omong kosong bagiku. Tidak mungkin aku mengharapkannya bahagia jika
bersama orang lain. Cinta itu adalah
melepaskan adalah kata-kata paling tidak masuk akal yang pernah kudengar.
Bukankah jika kau benar mencintainya maka kau harus memperjuangkannya?
Ya
sudahlah, aku akan (kembali) mencoba untuk mengikhlaskannya, merelakannya pergi
bersama semua ambisinya. Membiarkannya berlaku sesukanya tanpa harus terlalu
memainkan perasaanku. LOGIKA! Ya, semua harus serba logika sekarang. OTAK! Ya,
semua harus menggunakan otak sekarang. Rasanya menggunakan hati tidak akan
berguna lagi.
Pada
akhirnya aku juga akan mengucapkan CONGRATULATIONS padamu, bukan?
Congratulations karena kau telah berhasil membuatku bodoh selama ini. Namun,
pada akhirnya pula aku akan pergi dari hidupmu, seperti embun yang akan kembali
menguap menjadi titik-titik awan di langit sana. Mengamatimu dari kejauhan
namun aku jamin aku akan berada jauh di atasmu. Biar rasa ini menjadi dendamku
untuk menjadi lebih sukses darimu.
So, i will continue my life from
now on and left you behind.
Waktu
kuliah telah selesai, kuambil tasku dan beranjak pergi dari sana.
Meninggalkannya yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Aku tidak peduli.
BGM : Congratulations – Day6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar