Minggu, 06 April 2014

"Marahkah kau, wahai Hujan?"



Marahkah kau padaku wahai hujan? Mengapa tatapanmu menusukku begitu dalam? Adakah aku berbuat salah padamu?

Aku tidak tahu apa yang merasukimu hingga kau berubah sedrastis ini. Apakah karena tanah kering di kota lain itu? Begitu menyenangkannyakah dia hingga kau melupakanku?

Hujan. Sudah lama aku tak melihatmu. Haruskah kau berlaku seperti itu di hadapanku? Bahagiakah kau telah menyakiti si tanah kering kesepian ini?

Hujan. Haruskah aku kembali mengadu pada angin? Atau, haruskah aku mulai menyayangi angin? Apa memang itu yang kau inginkan?

Hujan. Aku tak sampai hati bila harus meninggalkanmu. Biarlah kau yang beranjak pergi dahulu. Mungkin suatu saat nanti aku akan melakukan hal yang sama denganmu. Tapi saat ini, aku belum hendak menguapkan seluruh perasaan bodoh ini. Jadi, tetaplah menjadi penopangku, bersabarlah.

Somewhere, 4 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar