Marahkah kau padaku wahai hujan? Mengapa tatapanmu
menusukku begitu dalam? Adakah aku berbuat salah padamu?
Aku tidak tahu apa yang merasukimu hingga kau
berubah sedrastis ini. Apakah karena tanah kering di kota lain itu? Begitu
menyenangkannyakah dia hingga kau melupakanku?
Hujan. Sudah lama aku tak melihatmu. Haruskah kau
berlaku seperti itu di hadapanku? Bahagiakah kau telah menyakiti si tanah
kering kesepian ini?
Hujan. Haruskah aku kembali mengadu pada angin?
Atau, haruskah aku mulai menyayangi angin? Apa memang itu yang kau inginkan?
Hujan. Aku tak sampai hati bila harus
meninggalkanmu. Biarlah kau yang beranjak pergi dahulu. Mungkin suatu saat
nanti aku akan melakukan hal yang sama denganmu. Tapi saat ini, aku belum
hendak menguapkan seluruh perasaan bodoh ini. Jadi, tetaplah menjadi
penopangku, bersabarlah.
Somewhere, 4 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar