Rabu, 02 April 2014

"Tanah Kering yang Kesepian"


Source: dedilinks.blogspot.com


Hujan sedang apa kau di sana? Sudahkah angin menyampaikan pesan cintaku untukmu? Ke mana saja kau? Aku sudah menunggumu berhari-hari di sini. Menanti kabar darimu yang tak kunjung datang. Lupakah kau padaku? Si tanah kering yang selalu membutuhkan asupan kasih sayang darimu?

Hujan. Ingatkah kau akan kebersamaan kita? Saat air dinginmu menyambangi pori-pori kulitku dan memenuhi lapisan-lapisan tubuhku. Bantu aku membuat para manusia itu senang. Tanpamu aku takkan pernah bisa menumbuhkan pepohonan.

Hujan. Kapan terakhir kali kita bercengkrama? Ingatkah kau? Karena aku sudah lupa. Rasanya sudah berabad-abad yang lalu kau menghampiri kediamanku. Ataukah kau sudah lupa jalan menuju si tanah kering yang kesepian ini?

Kudengar dari angin bahwa kau sedang sibuk membasahi tanah kering di kota lain. Benarkah itu? Apakah tanah kering itu juga sama kesepiannya denganku hingga kau berbaik hati terus menemaninya? Jujur saja, hatiku sakit saat mendengar pengakuan dari angin. Karena kukira, hanya akulah si tanah kering yang mampu melengkapi kesempurnaanmu. Karena kukira, hanya aku si tanah kering yang berarti di hidupmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar