Mereka bilang keluarga itu adalah
tempat kita berteduh di kala terik maupun hujan. Mereka bilang keluarga itu
adalah tempat kita bernaung baik siang maupun malam. Mereka bilang keluarga itu
akan selalu ada di saat kita membutuhkan mereka.
Nyatanya tidak selalu. Buktinya saat
ini.
Aku terlahir sebagai anak kedua dari
tiga bersaudara. Mempunyai seorang adik laki-laki yang sangat dimanja oleh
kedua orang tuaku dan seorang kakak perempuan yang selalu menjadi kebanggaan
keluarga. Sedangkan aku, hanya seorang anak perempuan biasa yang memiliki paras
biasa dan kemampuan biasa. Tak ada yang istimewa.
Mungkin karena ke-biasa-anku itulah
yang membuat banyak orang tidak mengakui eksistensiku. Mungkin mereka hanya
menghargai dan mengakui orang-orang yang memiliki sesuatu yang “luar biasa”. Padahal
terdapat kata “biasa” di dalam frasa “luar biasa”. Itu membuktikan tidak akan
ada “luar biasa” tanpa adanya “biasa”.
Saat ini aku berada jauh dari keluarga.
Beratus-ratus kilometer jauhnya. Tanpa seorang pun sanak saudara, aku berjuang
sendirian di sini. Mungkin
terlihat keren bagi sebagian orang, itu karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya
aku rasakan di sini.
Ini adalah kali pertama aku jauh dari
orang tua. Ini adalah kali pertama aku me-manage hidupku sendiri. Pola makan,
pola tidur, belajar, dan uang semua berada di bawah kendaliku. Aku yang mengatur
semuanya sendiri.
Aku memang sudah menjadi seorang mahasiswi sekarang, tapi aku
juga hanya seorang remaja biasa yang terkadang masih suka labil. Belum bisa
sepenuhnya menguasai egoku.
Mungkin aku sering bertingkah menyebalkan dan acuh atau bahkan
jarang memberi ataupun menanyakan kabar pada mereka. Itu bukan berarti aku
tidak peduli lagi! Sungguh. Hanya saja dengan banyaknya kegiatan kampus,
asrama, les, dll., membuatku terkadang lupa untuk hanya sekedar menyapa. Lagian
tidak mungkin aku terus-terusan mengabaikan mereka, pasti akan ada saatnya di
mana aku merindukan dan membutuhkan mereka.
Sayangnya di saat aku merasa homesick, di saat itu pulalah mereka mengacuhkan dan mengabaikanku.
Entah ini karma atau pembalasan dendam, aku tidak tahu. Hanya saja aku merasa
menjadi manusia paling kesepian.
Kucoba untuk menghubungi mereka, tapi jawaban yang kuterima adalah jawaban ketus,
singkat, dan bahkan tidak di balas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar